Dunia yang penuh hiruk pikuk ini, telah membuat manusia satu
sama lain menjadi saling curiga dan saling tidak mempercayai satu sama lain,
dikarenakan banyaknya kebohongan-kebohongan yang ditampilkan lewat tokok-tokoh
public yang beredar di suarat kabar, majalah, TV, internet dan lain sebagainya.
Dunia yang semestinya menjadi alat untuk berbagi dengan sesama menurut potensi
masing-masing, telah menjadi semacam tempat untuk menghancurkan nama baik
sesamanya.
Dunia adalah ladang amal atau tempat manusia menebar benih-benih
kebajikan. Selagi di dunia tak akan pernah ada yang sempurna, dan memang begitu
dunia di ciptakanNya, untuk menunjukan pada manusia bahwa yang mempunyai sipat
kesempurnaan hanyalah Tuhan. Selama di dunia, apapun namanya, tak lepas dari
kekurangan, kekhilafan, kesalahan , kealfaan dan berbagai jenis sipat lainnya
yang menandakan kelemahan manusia, apa lagi bila berbagai jenis kekurangan itu
dicari-cari, maka makin nampaklah kekurangan tersebut, mana buktinya?
1. Orang yang bertindak hati-hati dan waspada, dibilang lambat
dan tak punya ketegasan.
2. Orang yang berlaku sopan santun dan lemah lembut, dibilang menjaga citra.
3. Orang yang selalu berpiki panjang untuk mengambil keputusan, dibilang tak punya keberanian mengambil keputusan.
4. Orang yang berlaku benar, berakhlak mulia, dibilang sok suci, sok jadi orang alim.
5. Orang yang lurus-lurus saja dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, dibilang bahwa hidup ini tak hanya hitam putih.
2. Orang yang berlaku sopan santun dan lemah lembut, dibilang menjaga citra.
3. Orang yang selalu berpiki panjang untuk mengambil keputusan, dibilang tak punya keberanian mengambil keputusan.
4. Orang yang berlaku benar, berakhlak mulia, dibilang sok suci, sok jadi orang alim.
5. Orang yang lurus-lurus saja dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, dibilang bahwa hidup ini tak hanya hitam putih.
Dan banyak contoh lainnya yang Anda bisa cari dan tulis
sebanyak-banyaknya. Mengapa itu bisa terjadi? Tak lain, karena memang tabiat
manusia di jaman edan ini, orang yang benar, seperti manusia langkah, seperti
orang asing yang datang entah dari mana. Seakan manusia dibuat sedemikian rupa
untuk ikut-ikut edan, karena kalau tak edan, katanya tak kebagian!
Manusia kebanyakan mempunyai tabiat yang senang sekali mencari
kesalahan orang, suka sekali mengkritik orang lain, seperti dia sedniri yang
paling benar, paling pinter, paling hebat dan seterusnya, yang pada
ujung-ujungnya menimbulkan sipat merendahkan orang lain, sedangkan merendahkan
orang lain adalah salah satu sipat sombong, lebih celakanya lagi sudah sombong,
tak tahu bahwa dirinya sombong!
Orang dibuat seperti serba salah, karena memang dicari
kesalahannya, bukan kebaikannya. Coba saja ketika manusia melihat seekor domba
putuih berbulu halus yang mati dan tergeletak di tengah jalan, yang dilihat
adalah bangkainya, baunya, bukan bulunya yang halus dan giginya yang putih.
Atau sama ketika melihat orang-orang Afrika, yang ditandai pertama adalah
kulitnya yang hitam, bukan giginya yang putih bersih! Begitu memang tabiat
manusia, senang sekali menghina orang lain yang tak sependapat dengannya,
kadang-kadang bahkan, maaf, anjing dan babi pun di bawa-bawa untuk menjadi alat
sumpah serapah, seperti kehilangan kata-kata untuk sopan dan santun!
Orang seperti ini sering kali lupa, ketika dia menghina manusia
lain, sebenarnya dia sedang menghina dirinya sendiri, karena dia juga manusia!
Dan ketika jari telunjuknya terarah kepada orang lain, ke empat jari yang lain
sedang menuju keaarahnya. Jadi sebenarnya ketika orang menghina orang lain,
maaf, dengan kata-kata yang amat kasar, seperti menyebut kata anjing dan babi,
sebenarnya sedang ditujukan untuk dirinya sendiri! Karena manusia yang baik,
tak akan mengeluarkan kata-kata seperti itu kepada orang lain, jadi sekali lagi
orang-orang semacam itu, tak jauh dari kotoran dan sumpah serapahnya sendiri.
Makanya kata utusannya: ” manusia yang kuat adalah manusia yang
mampu menahan amarahnya, emosinya!“ Orang-orang yang penuh amarah seringkali
tak bisa mengontrol dirinya sendiri, dan repotnya lagi, merasa bahwa kebenaran
adalah miliknya sendiri, pihak lain adalah salah! Orang seperti ini seringkali
lupa, bahwa kebenaran manusia relatif adanya, kebenaran yang mutlak hanya milik
Tuhan. Dengan demikian manusia diharapkan menjadi manusia yang selalu rendah
hati, tidak sombong, karena Tuhan amat membenci manusia yang sombong!
Ciri kesombongan ada dua: pertama, tidak mau mengakui kebenaran,
yang ke dua, merendahkan orang lain. Dengan demikian siapapun orangnya, bila
dua ciri ini melekat pada dirinya, itu berarti sudah termasuk ke dalam
kesombongan dan orang sombong temannya Iblis! Dan kesombongan pula yang
menyebabkan sang Iblis di usir dari surga. Karena Iblis menganggap dirinya
lebih baik ketimbang Adam!
Lalu bagaimana kiat agar tak sombong atau tidak menjadi orang
sombong?
1. Menyadari bahwa manusia
berasal dari tanah, hidup di atas tanah dan saat mati kembali ke tanah. Tanah
tempatnya berjalan sekarang adalah tanah yang akan menjadi kuburannya nanti.
Jadi betapapun cantiknya seorang wanita atau setampan apapun seorang laki-laki,
pada hakekatnya hanyalah tanah!
2. Manusia adalah
“WC” berjalan, karena ke mana-mana manusia membawa kotoran di dalam perutnya,
dan kalau sudah mendesak, kotoran tersebut harus di buang! Dan Anda mengetahui
kotoran manusia sangat menjijikan. Dengan demikian apa yang mau disombongkan?
Kekayaan, pangkat dan jabatan hanyalah sementara dan itu tak di bawa mati.
3. Menyadari bahwa sepinter apapun manusia, ada yang lebih
pinter lagi.” Di atas langit
ada langit yang lain” Lalu mengapa harus membodoh-bodohi orang lain, buat apa
menghina orang lain yang tak sejalan, buat apa menambah permusuhan dengan
mencaci maki orang lain, bahkan sampai-sampai orang lain disumpah serapahi
dengan isi kebun binatang! Buat apa? “ Seribu teman itu kurang, tapi seorang
musuh sudah terlalu banyak” Hidup hanya sekali, buat apa cari musuh?
4. Ketika sudah merasa diri lebih hebat dari orang lain, karena
lebih kecerdasanya, kekayaanya, pangkat, jabatan, titel dan lain sebagainya, semestinya disukuri, bukan di jadikan alat untuk
merendahkan orang lain. Alhamdulillah lebih kaya,
lebih cerdas, lebih cantik dan lainnya, bukan malah merendahkan orang lain.
Karena yang diterima manusia bagaimanapun ada Yang Maha
Pengatur, manusia memang dilebihkan satu sama lainnya. Itu sengaja
diciptakanNya, agar manusia berbagi. Loh kalau manusia kaya semua, pinter
semua, hebat semua, lalu siapa yang menjadi pembantu, pelayan dan lain
sebagaimana? Dan jangan lupa pembantu atau pelayanpun tak boleh direndahkan
karena pekerjaannya, bisa jadi pembantu lebih mulia, karena pekerjaannya halal,
ketimbang tuanya yang koruptor!
5. Kuburan adalah
rumah masa depan manusia. Ingat akan akhir perjalanan manusia,
kemanapun manusia melangkah, ujung akhir perjalanan manusia adalah kematian.
Mau ke mana? Sejauh apapun manusia, perjalanannya masih tetap di bumi tempat
manusia di lahirkan dan dibesarkan. Sedangkan para astronot yang sedang berada
di stasiun angkasapun, pada akhirnya tetap saja turun kembali ke bumi dan saat
meninggal dikebumikan di bumi, kecuali matinya di angkasa.
Jadi sebenarnya banyak cara agar tidak sombong atau merasa lebih
dari orang lain, dengan 5 kiat di atas cukuplah untuk mengukur diri, bahwa
sebenarnya setiap diri “tak ada apa-apanya”, tak lebih dari orang lain, karena
bagaimanapun setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Demikian kiat-kiat yang bisa Saya sampaikan, Anda bisa
menambahkannya sebanyak yang Anda suka. Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar