Bacaan Terbaik Yang Sering Terlupakan
Beberapa bulan yang lalu pernah diminta menjadi juri dalam lomba
tahsin Al Quran anak-anak remaja di salah satu pojok kota ini. Dari sekian
puluh peserta terlihat saling agak ragu dan takut untuk membaca Al Qur an meski
sudah di panggil panitia lomba. Usut punya usut ternyata dari sekian peserta
rata-rata masih sangat terbata dalam membaca Al Qur an.
Alhasil saya menyimpulkan hanya 3 orang yang bisa membaca dg
lancar walaupun tajwidnya masih belepotan dan merekalah yang menjadi juaranya.
Miris sedih campur geram. Betapa tidak usia mereka yang rata-rata 15 tahunan
masih saya katakana buta aksara Al Qur an?
Sedih kemana saja mereka selama ini? Orang tua mereka? Tapi mau
geram sama siapa? Padahal mereka saja begitu enjoy menikmati ketidakbisaannya.
Seolah baca Al Qur an itu tidak keren dan sekedar membaca buku-buku ala
kadarnya. Dan kenyataannya remaja lebih memilih menenteng hape atau bahkan
blackberry yang harganya bisa jutaan.
Padahal jika untuk membeli Al Quran, buku panduan membaca alqur
an bs dapat puluhan buku. Bahkan jika dikalkulasi untuk membayar taman
Pendidikan Al Quran dan sejenisnya bisa untuk 100 kali pembayaran @ Rp
25.000,00/bulan. Dan saya menjamin anak-anak sudah bisa membaca Al Quran atau
minimal bisa 1 kali menghatamkan Al Qur an.
Ilustrasi di atas bukan cerita rekaan dan itulah kenyataan saat
ini, gambaran remaja tersebut merupakan gambaran ummat muslim pada umumnya.
Sebagian besar muslim di Indonesia belum begitu sadar akan pentingnya membaca
Al Quran. Padahal Al Qur an adalah pedoman hidup, sumber hukum Islam yang
utama.
Ketika kita makin menjauh dari Al Quran maka kualitas ummat juga
semakin rapuh. Bagaimana tidak membaca saja belum bisa, di tambah lagi semangat
belajar untuk membaguskan bacaan Al Qur an juga tidak ada.Dalam sejarah
dikatakan bahwa wilayah nusantara yang terakhir dikuasai oleh Belanda adalah
daerah Aceh. Daerah Aceh tercatat sampai 1912 masih merdeka dan berdaulat.
Mengapa bisa terjadi?
Ternyata di kerajaan Aceh sangat berpegang teguh Al Quran
sebagai pedoman utama. Rakyat di sana sangat komitmen dan dekat dengan Al
Quran. Hingga ketika Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck
Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti
kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh, perlahan daerah aceh bisa di taklukkan.
Siasat Snock Hurgronje lebih kepada menjauhkan nilai-nilai islam
dari masyarakat Aceh, terutama tentang komitmen dekat dengan Al Quran. Salah
satu contoh wanita haid tidak boleh membaca dan menghafal Al Qur an, padahal
serang hafidhah diperbolehkan muroja’ah(mengulang bacaan) dalam rangka untuk
menjaga hafalannya. Dalam beberapa pendapat dikatakan bahwa wanita haid tetap
boleh memegang Al Qur an asal bukan mushaf asli, missal qur an terjemah,
tafsir, dsb.
Mungkin contoh diatas sedikit terlihat sepele, pelan tapi pasti,
efek-efek tersebut dapat dirasakan. Snouck hurgronje, mendoktrin masyarakat
aceh bahwa agama Islam hanya sebatas ritual, sehingga tidak menyeluruh. Dari
para hafidhah yang haid tadi secara perlahan dihilangkan hafalannya.
Padahal Al Qur an sebagai pedoman hidup itu berlaku pada semua
kondisi bagi wanita baik yang haid maupun yang tidak. Allah SWT berfirman:
Alif-Lam-Mim. Kitab
Al-Quran ini, tidak ada sebarang syak padanya; ia pula menjadi petunjuk bagi
orang-orang yang (hendak) bertaqwa. [al-Baqarah 2:1-2]
Setiap individu Muslim yang bertaqwa memerlukan al-Qur’an
sebagai kitab yang memberi petunjuk kepada mereka. Petunjuk ini diperlukan pada
setiap masa dan tempat, termasuk oleh para wanita ketika mereka didatangi haid.
Tidak mungkin untuk dikatakan bahawa ketika haid mereka tidak memerlukan
petunjuk dalam kehidupan sehari-harian mereka.
Banyak hal yang menakjubkan dari kitab suci Al Quran. Kita
sebagai seorang muslim harus banyak tahu ilmu tentang Al Qur an, agar kita
lebih senang membacanya, merenungkan, dan bahkan menghafalkannya. Al Qur an
dalam arti bahasa memang bacaan. Secara istilah barulah ia berarti firman Allah
yang merupakan mukjizat dan diturunkan dalam hati Muhammad untuk di ajarkan
kepada ummat muslimin yang kemudian diriwayatkan secara muttawattir kepada kita
serta merupakan ibadah ketika kita membacanya.
Untuk belajar Al Qur an kita harus talaqqi(belajar membaca Al
Qur an secara langsung dibimbing oleh seorang guru Al Quran). Karena dengan
talaqqi seseorang akan mendapatkan pengarahan yang benar setiap kali salah
membaca. Bacaan Al Qur an bukanlah berdasarkan ijtihad, melainkan riwayat,
sehingga harus melalui proses talaqqi kepada seorang guru dan tidak dapat
dipelajari sendiri, sedangkan secara teori ilmu tajwid dapat dipelajari
sendiri.
Oleh karenanya ulama menetapkan bahwa hukum membaca Al Qur an
dengan benar adalah Fardlu ‘Ain sedangkan mempelajari ilmu tajwid secara teori
adaah fardlu kifayah.
Ketika kita masih merasa berat menyentuh dan membaca Al Quran
ini dikarenakan beberapa sebab. Sebab adalah masalah utama yang harus dicarikan
solusi oleh kita semua kaum muslimin. Sebab-sebab itu diantaranya :
1. Perasaan
menganggap sepele tentang keutamaan membaca Al Qur an
2. Lemah
wawasan ber Al Qur an
3. Tidak
memiliki waktu yang wajib/target khusus untuk berinteraksi dengan Al Quran
4. Lemahnya
keinginan untuk bertilawah
5. Terbawa
lingkungan yang jauh dari Al Qur an
6. Tidak
tertarik dengan majelis yang menghidupkan Al Quran.
Untuk menanggulangi sederetan masalah diperlukan solusi dan
kiat-kiat khusus di antaranya :
·
Lancarkan bacaan yaitu dengan belajar secara talaqqi, dan sering
tilawah, meski masih terbata-bata (muroja’ah = membaca berulang hingga benar)
karena dalam hadits dikatakan “Orang yang mahir dengan Al Qur an akan bersama
para malaikat yang mulia dan taat, dan orang yang terbata-bata serta merasa
kesulitan, maka ia mendapatkan dua pahala(pahala membaca dan pahala semangat
membaca)”(HR Muslim).
·
Tingkatkan wawasan ber Al Qur an, dengan sering-sering
menghadiri majelis-majelis ilmu yang menghidupkan Al Qur an.
·
Jadikan waktu khusus (target harian) untuk tiawah, anggap hutang
jika tidak memenuhi target dan bayarlah(qodo’), pada hari berikutnya.
·
Berdoalah pada Allah agar dimudahkan dan diringankan untuk
mempunyai waktu khusus membaca, merenungi bahkan menghafal Al Qur an
·
Perbanyak amal sholeh karena amal sholeh merupakan energy baru
untuk amal sholeh berikutnya.
·
Banyak-banyak bergaul dengan orang-orang sholeh yang
menghidupkan dan dekat dengan Al Quran.
Sebagai khatimah tulisan ini saya sampaikan jika diawal saya
begitu miris dengan sebagian remaja yang buta aksara Al Qur an, hati ini terasa
sejuk, sekaligus bahagia dan iri pada anak2 belasan tahun bahkan masih di bawah
sepuluh tahun yang menyetorkan hafalan surat Al Insan sore itu, meski kadang
belum pas dan lupa panjang pendeknya.
Karena hanya ada 2 macam iri yang diperbolehkan yaitu Pertama,
seorang pemuda yang di beri ilmu, kemudian selalu membaca Al-Qur’an baik di
waktu pagi maupun petang. Kedua, seorang pemuda yang dikaruniai rezeki oleh
Allah, kemudian bersedekah karena Allah baik di waktu pagi maupun petang.
Perumpamaan orang Mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti buah
Utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Dan perumpamaan orang Mukmin yang tidak
membaca Al-Qur’an seperti buah Kurma, tidak wangi rasanya manis. dan
perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti buah Raihanah, baunya
enak dan rasanya pahit.
Dan perumpamaan orang
munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah Handzalah, tidak beraroma dan
rasanya pahit.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang membaca Al Quran
kemudian meningkat(kehidupan kami), dan janganlah engkau jadikan kami
orang-orang yang membaca Al Qur an namun kami menderita..
Wallahu a’lam bishawwab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar